Di era modern yang serba cepat ini, banyak orang merasa dituntut untuk melakukan banyak hal sekaligus agar produktif. Multitasking pun menjadi kebiasaan yang dianggap unggul. Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental dan kualitas hidup, konsep mindfulness—atau kesadaran penuh pada saat ini—muncul sebagai pendekatan alternatif yang justru berlawanan. Lalu, mana yang lebih efektif?
Multitasking: Cepat, Tapi Tidak Selalu Efisien
Multitasking merujuk pada praktik mengerjakan dua atau lebih tugas dalam waktu bersamaan, misalnya menjawab email sambil rapat, atau belajar sambil scroll media sosial. Sekilas terlihat produktif, namun banyak penelitian menunjukkan bahwa otak manusia sebenarnya tidak dirancang untuk fokus pada banyak hal sekaligus. Alih-alih mempercepat pekerjaan, multitasking justru menurunkan akurasi, meningkatkan kesalahan, dan memperlambat proses berpikir.
Studi dari Stanford University bahkan menemukan bahwa orang yang sering multitasking cenderung memiliki daya konsentrasi lebih rendah dan sulit menyaring informasi yang tidak relevan. Hal ini tentu berdampak pada kualitas kerja dan bahkan kondisi psikologis seperti stres dan kelelahan mental.
Mindfulness: Fokus Satu, Selesai Tuntas
Sebaliknya, mindfulness menekankan pentingnya hadir sepenuhnya dalam satu aktivitas pada satu waktu. Dalam praktiknya, ini berarti fokus penuh saat menyusun laporan, mendengarkan rekan bicara tanpa gangguan, atau menikmati makan tanpa sambil membuka gawai.
Pendekatan ini telah terbukti meningkatkan kualitas perhatian, kejernihan berpikir, serta kemampuan membuat keputusan. Bahkan, mindfulness kini banyak diadopsi dalam dunia kerja sebagai metode peningkatan produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Intel sudah sejak lama menerapkan program pelatihan mindfulness bagi karyawannya.
Mana yang Lebih Efektif?
Jawabannya tergantung pada konteks. Jika tujuannya adalah melakukan tugas-tugas sederhana secara bersamaan—seperti mencuci pakaian sambil mendengarkan podcast—multitasking masih relevan. Namun, untuk pekerjaan yang membutuhkan fokus tinggi, akurasi, dan kreativitas, mindfulness jauh lebih efektif dan sehat dalam jangka panjang.
Mindfulness membantu kita menyelesaikan tugas dengan lebih baik, lebih cepat, dan tanpa tekanan yang berlebihan. Sementara multitasking, meski terkesan produktif, seringkali justru menyita energi mental dan menurunkan performa secara keseluruhan.
Kesimpulan
Di tengah tuntutan hidup modern, memilih antara multitasking dan mindfulness bukan soal gaya kerja semata, tapi soal bagaimana kita ingin hidup dan bekerja dengan lebih bijak. Mengutamakan mindfulness berarti kita belajar memperlambat untuk menyelesaikan lebih banyak, bukan sebaliknya.